PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA
MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN MENANAM
TANAMAN DI LAHAN KOSONG SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV SDN 01 KANIGORO,
KOTA
MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Dosen Pengampu : Edy Siswanto, M.Pd
DISUSUN OLEH :
MILA
TRI ANTARI / VII D
(
09141142 )
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
IKIP PGRI MADIUN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita
semua, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan
sehingga proposal penelitian tindakan kelas ini
dapat terselesaikan.
Dalam
penyusunan proposal ini, tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pembimbing yang selama ini telah membimbing kami dan teman-teman semua
yang telah memberikan banyak dukungan dan support, dan juga pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini sehingga alhamdulillah
kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian ini.
Kami menyadari bahwa dalam menulis proposal
penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi tercapainya pembuatan proposal penelitian
yang lebih baik lagi.
Dan
semoga dengan selesainya proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman semua untuk dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan.
Amin...
Madiun, 20 Desember 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pencemaran
lingkungan yang semakin kritis dan meluas kini menjadi perhatian berbagai
pihak. Pencemaran lingkungan lebih banyak dikarenakan karena sikap manusia yang
kurang peduli pada lingkungan sekitar daripada pencemaran lingkungan yang
bersifat alamiah. Polusi, sampah dan pemakaian bahan kimia salah satu penyebab
pencemaran yang terjadi di lingkungan kita. Hal ini berdampak buruk bagi
kehidupan manusia sendiri karena adanya ketidakseimbangan ekosistem sehingga
menimbulkan adanya bencana alam seperti longsor, banjir dan kekurangan pangan
sehingga mengancam keberlangsungan manusia.
Adanya
penanganan yang serius sangat diharapkan agar perubahan akan kepedulian
lingkungan menjadi meningkat bagi manusia. Terpupuknya kesadaran manusia akan
kecintaan pada lingkungan harus dibina secara terus menerus dan dilakukan sejak
dini yang harus dilakukan pada siswa tingkat sekolah dasar.
Berdasarkan
pengalaman penulis di lapangan, Banyaknya fenomena rendahnya kepedulian siswa
pada lingkungan sekitar terbukti dengan adanya fakta bahwa siswa kelas IV SDN
01 Kanigoro kurang memelihara lingkungan baik pada lingkungan kelas ataupun
lingkungan sekitar sekolah. Hal ini terlihat ketika sebagian siswa suka merusak
tanaman di pekarangan depan kelasnya selain itu siswa-siswa kurang memiliki
kesadaran untuk membuang sampah di tempatnya padahal di setiap depan kelas
tersedia tempat sampah.
Penyebab
rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan diduga karena minimnya pembinaan
guru akan pentingnya menjaga lingkungan. Pemberian teguran dan pencontohan
sepertinya belum mebuat para siswa merasa jera dan meningkatkan kesdaran para
siswa. Pembinaan guru tentang kepedulian lingkungan harusnya diintegrasikan
dalam pembelajaran yang ada. Pembelajaran yang bersifat teori-teori saja
menyebabkan para siswa masih belum memiliki jiwa mencintai alam karena mereka
kurang mengetahui dampak dari adanya ulah manusia terhadap lingkungan.
Pembelajaran yang bersifat praktek akan memudahkan siswa untuk meningkatkan
kesadaran akan lingkungan karena selain
menyenangkan pembelajaran tersebut akan lebih bermakna sehingga akan terus
diingat
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka peneliti akan berupaya meningkatkan kepedulian
siswa terhadap lingkungan dengan pembelajaran teknik penanaman tumbuhan di
lahan kosong dengan judul proposal penelitian tindakan kelas “Upaya
Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan melalui Pembelajaran Menanam
Tanaman di Lahan Kosong Sekolah pada Siswa Kelas IV SDN 01 Kanigoro, Kota
Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013”
B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah sesuai latar
belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
penerapan pembelajaran menanam tanaman pada lahan kosong dapat meningkatkan
kecintaan siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro?
2. Bagaimana
penerapan pembelajaran menanam tanaman pada lahan kosong dapat meningkatkan
kepedulian siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro?
C.
PEMECAHAN
MASALAH
Untuk
memecahkan masalah rendahnya kecintaan dan kepedulian anak terhadap lingkungan
bagi siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun akan dilakukan penerapan
pembelajaran teknik menanam tumbuhan pada lahan kosong.
Adapun
Langkah-langkahnya:
1. Peneliti
menyiapkan alat-alat/bahan-bahan berupa pot, tanah, tanaman, air, sekop dll.
Tanaman yang diperlukan misalnya tanaman tomat, cabe dan Lombok
2. Guru
mendemonstrasikan cara penanaman tanaman dengan baik dan benar
3. Sambil
mempraktekkan guru menjelaskan bagaimana bencana alam dapat terjadi disebabkan
penebangan liar dan sampah
4. Guru
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok
mendapatkan tanaman yang berbeda-beda
5. Siswa
belajar cara menanam tanaman dan menempatkannya pada lahan kosong
6. siswa
diminta memantau pertumbuhan tanaman serta melakukan perawatan tumbuhan sesuai
instruksi guru
7. Setelah
beberapa minggu, siswa memetik hasil dari tanaman yang telah ditanamnya
D.
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan
penerapan pembelajaran teknik penanaman tumbuhan pada lahan kosong dapat
meningkatkan kecintaan siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01
Kanigoro, Kota Madiun
2. Mendeskripsikan
penerapan pembelajaran teknik penanaman tumbuhan pada lahan kosong dapat
meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01
Kanigoro, Kota Madiun
E.
MANFAAT
PENELITIAN
Penulis mergharapkan dengan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
· Manfaat Teoretis
Memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan yang bersifat teoretis khususnya pada bidang
pembelajaran di sekolah dasar
· Manfaat praktis
Bagi
siswa
-
Meningkatkan sikap kepedulian dan
kecintaan siswa pada lingkungan di sekitarnya
-
Menambah pengetahuan cara penanaman
pohon/tanaman serta perawatannya dengan baik dan benar
-
Menimbulkan rasa semangat dan antusias
pada siswa saat mengikuti pembelajaran
Bagi
guru
-
Menambah pengetahuan bagi guru lain
untuk menerapkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kepedulian siswa terhadap
lingkungan
-
Memacu produktivitas guru untuk
menciptakan karya PTK yang lebih kreatif dan inovatif
Bagi
Kepala sekolah dan Depdiknas
-
Memberi inspirasi dan sosialisasi untuk
membelajarkan pada siswa-siswa di sekolah dasar lain
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1.
KARAKTERISTIK
SISWA SEKOLAH DASAR
Tingkatan
kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas.
Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi
sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992:44).
Di
Indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara 6 sampai 12 tahun. Usia
siswa pada kelompok kelas atas sekitar 10 tahun sampai 12 tahun. Menurut
Witherington (1952) yang dikemukakan Makmun (1995:50) bahwa usia 9-12 tahun
memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia
6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini
anak/siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan
dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan
cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah sekolah memiliki
tanggung jawab untuk menanggulanginya.
Masa
Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian
bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki
sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu :
a) Masa kelas-kelas rendah dan,
b) Masa kelas tinggi.
A. CIRI-CIRI
PADA MASA KELAS-KELAS RENDAH
(6 – 10 tahun pada kelas 1, 2 dan 3)
:
1) Adanya
korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2) Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3) Adanya
kecenderungan memuji diri sendiri.
4) Membandingkan
dirinya dengan anak yang lain.
5) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka
soal itu dianggap tidak penting.
6) Pada
masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
tidak.
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8
tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
B. CIRI-CIRI
PADA MASA KELAS TINGGI
(10-13 tahun pada kelas 4,5, dan 6) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang konkret.
2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan
ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada
minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya
bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak
membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan
memenuhi keinginannya.
5. Selepas usia ini pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
6. Pada masa ini anak memandang nilai
(angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
7. Gemar membentuk kelompok sebaya
untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan
aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan
sendiri.
Sekolah sebagai tempat terjadinya
proses menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa memiliki tugas dalam memabntu
perkembangan anak sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah
(Makmun, 1995:68), diantaranya adalah:
1) Mengembangkan
konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari
2) Mengembangkan
kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai.
3) Mencapai
kebebasan pribadi.
4)
Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial.
Anak
besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 12 tahun (Sugiyanto dan
Sudjarwo, 1992:101). Beberapa sifat sosial yang dimiliki anak besar adalah:
1) Baik
laki-laki maupun perempuan menyenangi permainan yang terorganisir dan permainan
yang aktif.
2)
Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat.
3) Membenci
kegagalan atau kesalahan.
4) Mudah bergembira, kondisi emosional tidak
stabil.
Aktivitas yang diperlukan dalam
proses tumbuh kembang anak besar di antaranya adalah (Sugiyanto dan Sudjarwo,
1992:127-128):
1) Bermain
dalam situasi berlomba atau bertanding dengan pengorganisasian yang sederhana.
Misalnya: berlomba dalam beberapa macam gerakan seperti berlari, merayap,
melompat, menggiring bola, adu lempar tangkap dan sebagainya. Melakukan
pertandingan kecabangan olahraga yang peraturannya disederhanakan, misalnya
pertandingan voli mini. Dengan pengarahan dan pengelolaan aktivitas yang baik
dari guru, aktivitas ini akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan diri
anak dan kebanggaan dirinya.
2) Aktivitas
beregu atau berkelompok. Anak diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan
temannya dalam melakukan aktivitas untuk membina kebersamaan di antara mereka.
2.
AKTIVITAS
FISIK PADA KELAS TINGGI (KELAS 4, 5 DAN 6)
Minat
melakukan aktivitas fisik pada kelompok kelas tinggi sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk
melakukan aktivitas fisik itu sendiri. Pada umumnya anak baik anak laki-laki maupun anak perempuan
mengalami peningkatan minat yang besar dalam melakukan aktivitas fisik.
Misalnya aktivitas bermain yang dilakukan anak besar lebih didominasi oleh
permainan yang bersifat aktif, seperti bermain kejar-kejaran, petak umpet, dan
beberapa bentuk permainan tradisional yang melibatkan aktivitas fisik. Tentunya
disesuaikan dengan minat dan kesepakatan anak-anak dalam memilih jenis
permainan yang akan dilakukan
Minat
terhadap aktivitas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
keluarganya. Pada anak-anak yang melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh kecenderungan
sifat yang dimiliki (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991), antara lain:
1) Kemampuan
memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang dilakukan makin
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsentrasi yang cukup tinggi
pada anak yang terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya.
2) Semangat
untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.
3) Perkembangan
sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan luasnya pergaulan dengan semakin
mendalamnya pergaulan dengan teman sebayanya.
4)
Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas,
ada kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan jenisnya. Ini semakin
memperjelas bentuk aktivitas yang dominan dilakukan oleh anak laki-laki dengan
anak perempuan.
5) Semangat
untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu dan semangat berkompetisi
tinggi.
Hampir seluruh aktivitas anak
didominasi oleh bermain. Aktivitas bermain yang dilakukannya dapat dilaksanakan
baik secara sendiri-sendiri atau berkelompok
3.
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN
HIDUP
1. Pengertian
Pendidikan Lingkungan Hidup adalah program
pendidikan untuk membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap,
dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab terhadap alam dan
terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan.
2.
Tujuan
Pendidikan Lingkungan Hidup :
Pendidikan
Lingkungan Hidup adalah agar siswa memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku
rasional dan bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan dan lingkungan
hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup bukan mata pelajaran yang berdiri sendiri
melainkan mata pelajaran yang di integrasikan keberbagai mata pelajaran dalam
kurikulum.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup
dalam program sekolah melalui pendekatan terpadu.
Agar ini
berhasil maka perlu memperhatikan factor-faktor sebagai berikut:
1.
Perpaduan
harus dilakukan secara tepat agar pengetahuan mata pelajaran yang dijadikan
perpaduan tidak mengalami perubahan susunan.
2.
Susunan
pengetahuan yang jadi perpaduan berdasarkan kurikulum yang ada pada system
persekolahan yang sedang berlaku.
3.
Mata
pelajaran induk yang dipilih sebagai wadah perpaduan memiliki daya serap yang
cukup. Adapun mata pelajaran yang utama sebagai wadah perpaduan adalah
Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PENJAS dan Pendidikan Kewarga
Negaraan.
4.
TEKNIK MENANAM TANAMAN
a)
Bahan yang
diperlukan :
Persiapan yg kita perlukan untuk
memulai menanam sayuran di pekarangan cukup sederhana sekali peralatannya yaitu :
1.
Cangkul
2.
Sendok semen/sekop kecil
3.
Sprayer(tank semprot ada yg ukuran 2 liter)atau bisa
pakai sprayer untuk menyetrika baju.
4.
Polybag
5.
Ember plastik,atau apa saja yg bisa menampung tanah
Untuk
tanaman seledri menggunakan polybag ukuran 1 kg sedangkan tomat & cabe yg
ukuran 4 kg.
b)
Langkah-langkah
:
1.
Masukkan tanah dan kompos/pupuk kandang kedalam polybag
1/3 ukuran polybag tidak diisi penuh.
2.
Setelah tanaman agak besar ditambah kompos dan tanah.
perbandingan kompos dan tanah 1:1 (kompos sekarang banyak di jual di toko
pertanian / tempat penjual tanaman hias jika di kota besar)
3.
Setelah polybag terisi tanah dan kompos lalu di siram
air, kemudian di tempatkan pada lahan kosong yang ada di sekolah
Setelah 3 hari biasanya tanaman mulai tumbuh , untuk
menghindari tanaman muda mati terkena hujan, bisa digunakan botol air mineral
yg berbentuk gelas untuk menutupi tanaman sampai berumur 1 bulan , dan jangan
lupa tanaman jangan sampai kekeringan gunakan air cucian beras untuk menyiram
tanaman ( untuk seledri tanah harus selalu
lembab usahakan siram setiap hari untuk daerah kering atau musim kemarau ).
untuk tanaman tomat & cabe jika ada kutu putih di tanaman
bisa semprotkan ekstrak daun
sirsak/srikaya/bijinya , daun sirsak 15 lembar tumbuk halus campur dengan air 2
liter saring airnya semprot merata ke tanaman.
5.
KERANGKA
PEMECAHAN DAN KEMAMPUAN/SIKAP SISWA MEMELIHARA LINGKUNGAN
Hasil pengamatan terhadap guru SDN 01
Kanigoro menunjukkan bahwa mereka kurang memperhatikan kebersihan sekolah
karena terfokus pada mengajar setiap hari sehingga tidak ada yang memonitor
sikap dan perilaku siswa terhadap kebersihan. Dalam pembelajaran guru lebih
menekankan aspek pengetahuan dan ketrampilan daripada aspek sikap peduli
terhadap lingkungan. Para guru kurang memperhatikan kebersihan sekolah karena
mereka menganggap kebersihan sekolah adalah tanggung jawab penjaga sekolah.
Perilaku siswa di lingkungan sekolah
kurang menjaga kebersihan lingkungan, hal ini tercermin dari sikap siswa yang:
1.
Siswa jajan di pinggir jalan, membeli
makanan yang tidak tertutup/terbungkus
2.
Siswa membuang sampah di sembarang
tempat
3.
Toilet siswa kotor dan berbau
4.
Saluran air di sekolah penuh sampah
5.
Merusak tanaman di pekarangan
Kerangka pemecahan untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran teknik menanam tumuhan yang
diletakkan pada lahan kosong di sekolah agar siswa sadar bahwa menanam tumbuhan
tidaklah gampang sehingga mereka lebih bias menjaga dan memelihara tanaman dan
kebersihan di lingkungan sekitar
B.
HIPOTESIS
TINDAKAN
Pembelajaran
dengan teknik penanaman tanaman pada lahan kosong sekolah dapat meningkatkan
kepedulian siswa SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun terhadap lingkungan sekitar
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN RANCANGAN PENELITIAN
Peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan kualitatif-interaktif yakni
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarana di
kelas atau memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang dilakukan secara
bersiklus
B. SIKLUS
DAN DESKRIPSI TINDAKAN
Model pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan kelas “Guru
sebagai peneliti” dengan mengunakan acuan siklus model Kemiss dan Taggart
(1990) dengan digambarkan sebagai berikut
Siklus
1
Ø Perencanaan
Dalam
tahap perencanaan ini peneliti melakukan:
-
Pembuatan desain pembelajaran berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
-
Penyiapan alat-alat yang digunakan untuk
menanam tanaman
-
Menyiapkan instrument untuk pengumpulan data
berupa pedoman pengamatan-rubrik pengamatan, pedoman observasi untuk siswa,
pedoman wawancara dan pedoman dokumenntasi
-
Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan sumber
belajar berupa buku-buku pelajaran yang berkaitan untuk menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan.
Ø Pelaksanaan Tindakan dan observasi
Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti
mmempraktikan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
yaitu:
1. Menyediakan
materi yang berkaitan dengan cara
menanam tumbuhan yang baik dan benar serta mengaitkan materi yang berkaitan
dengan lingkungan hidup seperti bencana alam dan dampaknya
2. Membagi
kelas dalam kelompok-kelompok kecil.
3. Guru
membagi alat-alat kepada setiap kelompok yang digunakan untuk melakukan
kegiatan seperti pot, bibit tanaman, sekop dll
4. Guru
memberikan demonstrasi cara menanam tumbuhan dengan benar
5. Guru
membagi lembar kerja siswa berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan
Pada Tahap observasi ini peneliti
mengamati aktivitas guru dan siswa. Yaitu melakukan perekaman/dokumentasi saat
pembelajaran berlangsung, membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses dan
hasil pembelajaran, mendokumentasikan lembar kerja siswa yang telah diteliti.
Ø Refleksi
Berdasarkan
hasil kegiatan diatas, kemudian peneliti melakukan refleksi atas proses dan
hasil pembelajaran yang dicapai pada pembelajaran.Refleksi yang dimaksud adalah
memikirkan ulang masalah apa yang belum
terpecahkan, mengulas kekurangan pelaksanaan kegiatan dan memikirkan tindakan
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran untuk
diimplementasikan pada siklus 2 Indikator
keberhasilan pada siklus I perlu dituliskan untuk mengetahui keberhasilan pada
siklus I dan bagaimana cara mengukurnya. indikator keberhasilan tersebut
disajikan sebagai berikut:
indikator
Keberhasilan Siklus I
Aspek
|
Pencapaian siklus I
|
Cara mengukur
|
Keaktifan siswa merawat tanaman (penilaian psikomotor)
|
20%
|
Diamati saat pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan, oleh
peneliti. Dihitung dari seberapa sering siswa merawat tanaman (keterlibatan
siswa)
|
Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (mengerjakan LKS)
|
20%
|
Jumlah kelompok yang dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dibagi jumlah
kelompok. Dibuat jurnal setiap pertemuan
|
Ketuntasan hasil belajar (penilaian kognitif)
|
45%
|
Hasil tes individu
|
Meningkatnya kesadaran siswa terhadap lingkungan sekitar (penilaian
afektif)
|
65%
|
Dihitung dari meningkatnya kesadaran siswa akan menjaga lingkungan
sekitar dlam lembar pengamatan peneliti misalnya tidak merusak tanaman lagi
dll
|
Siklus 2
Ø Pada siklus 2 mencangkup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi dan perbaikan
rencana.
Kegiatan
pada setiap tahapan siklus 2 disesuaikan dengan refleksi/hasil dari siklus 1. Kekurangankekurangan
pada siklus 1 dilakukan
perbaikan-perbaikan pada siklus 2.
Indikator
pencapaian keberhasilan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
Aspek
|
Pencapaian siklus I
|
Pencapaian siklus II
|
Keaktifan siswa merawat tanaman (penilaian psikomotor)
|
20%
|
50%
|
Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (mengerjakan LKS)
|
20%
|
35%
|
Ketuntasan hasil belajar (penilaian kognitif)
|
45%
|
60%
|
Meningkatnya kesadaran siswa terhadap lingkungan sekitar (penilaian
afektif)
|
65%
|
85%
|
A.
LATAR
DAN SUBYEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan SDN 01 Kanigoro, Kota
Madiun dengan subyek siswa kelas IV yang terdiri dari 29 orang yaitu siswa 17
laki-laki dan siswa 12 perempuan.
B.
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
o
Teknik
Observasi
Digunakan untuk mengamati gejala-gejala
yang tampak dalam proses pembelajaran, mengamati kemampuan siswa menjaga
lingkungan sekitar saat di sekolah, selain itu observasi digunakan untuk
mengamati hasil setelah proses kegiatan dilakukan pengamatan dilakukan terhadap
sikap dan perilaku siswa dalam menjaga tumbuhan dan menjaga kebersihan
lingkungan kelas
o
Teknik
Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk
mewawancara siswa tetang kesan-pesan dalam mengikuti proses pembelajaran
tersebut
o
Teknik
Dokumentasi
Digunakan untuk mendokumentasikan data
aktivitas guru dan siswa saat proses kegiatan berlangsung. Data terfokus pada
kepedulian siswa saat merawat tanaman, menyirami, menyiangi dan memberi pupuk
serta memetik hasil dari tanaman yang telah ditanamnya serta terfokus pada
antusias siswa. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini mencangkup
dokumentasi foto dan dokumentasi portofolio siswa.
o
Teknik
lainnya adalah tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam teknik menanam tanaman dengan baik dan benar.
C.
INSTRUMEN
PENELITIAN
Yang menjadi
instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri karena dalam proses pengumpulan datapeneliti
melakukan adaptasi aktif terhadap keadaan subyek dan fokus penelitian. Namun
untuk menjaga fokus masalah peneliti juga menggunakan instrumen yang berupa:
RPP, lembar pengamatan, kuesioner terbuka, kuis atau tes prestasi belajar, dan
catatan guru/jurnal.
RPP digunakan untuk
pelaksanaan parktik pembelajaran (tindakan). Instrumen pengamatan untuk
mengetahui perubahan perilaku meningkatnya kesdaran siswa terhadap lingkungan
(penilaian afektif). Kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap pembelajaran menanam tanaman, dan kuis atau tes prestasi belajar
digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar kognitif.
D.
ANALISIS
DATA
Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif. Data hasil
observasi/pengamatan, catatan guru, kuesioner terbuka dianalisis secara
deskriptif untuk mengetahui kualitas proses dan hasil belajar mengajar. Untuk
mengetahui peningkatan kualitas proses hasil belajar dilakukan dengan cara
membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes atau kuis sebelumnya serta
dibandingkan pengamatan perilaku sebelum dilakukannya penelitian dan sesudah
penelitian
E.
JADWAL
PENELITIAN
Penelitian ini
dilaksanakan di SDN 01 Kanigoro pada pekarangan/ lahan kosong di sekolah
tersebut yang diikuti oleh seluruh siswa kelas IV dan dilakukan pada tanggal 10
September 2012 sampai 10 November 2012 . Dengan jam pelajaran 1 pertemuan
setiap minggu 2 x 35 menit
Siklus pertama
dilaksanakan mulai tanggal 10 September 2012 dengan tahapan:
No
|
Tahapan-tahapan
|
Pelaksanaan
|
1.
|
Perencanaan
|
10 September
2012
|
2.
|
Pelaksaan
tindakan
|
12 September
2012
|
3.
|
Observasi
|
05 Oktober
2012
|
4.
|
Refleksi
|
09 Oktober 2012
|
Siklus kedua
dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2012 dengan tahapan:
No
|
Tahapan-tahapan
|
Pelaksanaan
|
1.
|
Perencanaan
|
10 Oktober
2012
|
2.
|
Pelaksaan
tindakan
|
12 Oktober
2012
|
3.
|
Observasi
|
08 November
2012
|
4.
|
Refleksi
|
10 November
2012
|
DAFTAR
PUSTAKA
·
Depdikbud.1999. Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Jakarta:Dirjen Dikti
·
Malawi Ibadullah, Edy
Siswanto.2012.Penelitian Tindakan kelas:Madiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar