Sabtu, 29 Desember 2012

Penelitian Tindakan Kelas



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN MENANAM TANAMAN DI LAHAN KOSONG SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV SDN 01 KANIGORO,
KOTA MADIUN  TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Dosen Pengampu : Edy Siswanto, M.Pd




DISUSUN OLEH :
MILA TRI ANTARI / VII D
( 09141142 )



FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
IKIP PGRI MADIUN
2013

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan sehingga proposal penelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan proposal ini, tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang selama ini telah membimbing kami dan teman-teman semua yang telah memberikan banyak dukungan dan support, dan juga pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini sehingga alhamdulillah kami dapat menyelesaikan  penyusunan proposal penelitian ini.
Kami  menyadari bahwa dalam menulis proposal penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya pembuatan proposal penelitian yang lebih baik lagi.
Dan semoga dengan selesainya proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman semua untuk dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan. Amin...



Madiun, 20
  Desember 2012

     Penulis




BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pencemaran lingkungan yang semakin kritis dan meluas kini menjadi perhatian berbagai pihak. Pencemaran lingkungan lebih banyak dikarenakan karena sikap manusia yang kurang peduli pada lingkungan sekitar daripada pencemaran lingkungan yang bersifat alamiah. Polusi, sampah dan pemakaian bahan kimia salah satu penyebab pencemaran yang terjadi di lingkungan kita. Hal ini berdampak buruk bagi kehidupan manusia sendiri karena adanya ketidakseimbangan ekosistem sehingga menimbulkan adanya bencana alam seperti longsor, banjir dan kekurangan pangan sehingga mengancam keberlangsungan manusia.
Adanya penanganan yang serius sangat diharapkan agar perubahan akan kepedulian lingkungan menjadi meningkat bagi manusia. Terpupuknya kesadaran manusia akan kecintaan pada lingkungan harus dibina secara terus menerus dan dilakukan sejak dini yang harus dilakukan pada siswa tingkat sekolah dasar.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, Banyaknya fenomena rendahnya kepedulian siswa pada lingkungan sekitar terbukti dengan adanya fakta bahwa siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro kurang memelihara lingkungan baik pada lingkungan kelas ataupun lingkungan sekitar sekolah. Hal ini terlihat ketika sebagian siswa suka merusak tanaman di pekarangan depan kelasnya selain itu siswa-siswa kurang memiliki kesadaran untuk membuang sampah di tempatnya padahal di setiap depan kelas tersedia tempat sampah.
Penyebab rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan diduga karena minimnya pembinaan guru akan pentingnya menjaga lingkungan. Pemberian teguran dan pencontohan sepertinya belum mebuat para siswa merasa jera dan meningkatkan kesdaran para siswa. Pembinaan guru tentang kepedulian lingkungan harusnya diintegrasikan dalam pembelajaran yang ada. Pembelajaran yang bersifat teori-teori saja menyebabkan para siswa masih belum memiliki jiwa mencintai alam karena mereka kurang mengetahui dampak dari adanya ulah manusia terhadap lingkungan. Pembelajaran yang bersifat praktek akan memudahkan siswa untuk meningkatkan kesadaran akan lingkungan  karena selain menyenangkan pembelajaran tersebut akan lebih bermakna sehingga akan terus diingat
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan berupaya meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan dengan pembelajaran teknik penanaman tumbuhan di lahan kosong dengan judul proposal penelitian tindakan kelas “Upaya Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan melalui Pembelajaran Menanam Tanaman di Lahan Kosong Sekolah pada Siswa Kelas IV SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013”

B.     RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah sesuai latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah penerapan pembelajaran menanam tanaman pada lahan kosong dapat meningkatkan kecintaan siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro?
2.      Bagaimana penerapan pembelajaran menanam tanaman pada lahan kosong dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro?

C.    PEMECAHAN MASALAH
Untuk memecahkan masalah rendahnya kecintaan dan kepedulian anak terhadap lingkungan bagi siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun akan dilakukan penerapan pembelajaran teknik menanam tumbuhan pada lahan kosong.
Adapun Langkah-langkahnya:
1.      Peneliti menyiapkan alat-alat/bahan-bahan berupa pot, tanah, tanaman, air, sekop dll. Tanaman yang diperlukan misalnya tanaman tomat, cabe dan Lombok
2.      Guru mendemonstrasikan cara penanaman tanaman dengan baik dan benar
3.      Sambil mempraktekkan guru menjelaskan bagaimana bencana alam dapat terjadi disebabkan penebangan liar dan sampah
4.      Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok mendapatkan tanaman yang berbeda-beda
5.      Siswa belajar cara menanam tanaman dan menempatkannya pada lahan kosong
6.      siswa diminta memantau pertumbuhan tanaman serta melakukan perawatan tumbuhan sesuai instruksi guru
7.      Setelah beberapa minggu, siswa memetik hasil dari tanaman yang telah ditanamnya

D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan ini dirumuskan sebagai berikut:
1.      Mendeskripsikan penerapan pembelajaran teknik penanaman tumbuhan pada lahan kosong dapat meningkatkan kecintaan siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun
2.      Mendeskripsikan penerapan pembelajaran teknik penanaman tumbuhan pada lahan kosong dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan pada siswa kelas IV SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun

E.     MANFAAT PENELITIAN
Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
·      Manfaat Teoretis
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang bersifat teoretis khususnya pada bidang pembelajaran di sekolah dasar
·      Manfaat praktis
Bagi siswa
-          Meningkatkan sikap kepedulian dan kecintaan siswa pada lingkungan di sekitarnya
-          Menambah pengetahuan cara penanaman pohon/tanaman serta perawatannya dengan baik dan benar
-          Menimbulkan rasa semangat dan antusias pada siswa saat mengikuti pembelajaran
Bagi guru
-          Menambah pengetahuan bagi guru lain untuk menerapkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan
-          Memacu produktivitas guru untuk menciptakan karya PTK yang lebih kreatif dan inovatif
Bagi Kepala sekolah dan Depdiknas
-          Memberi inspirasi dan sosialisasi untuk membelajarkan pada siswa-siswa di sekolah dasar lain



BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A.      KAJIAN PUSTAKA
1.    KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992:44).
Di Indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara 6 sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 10 tahun sampai 12 tahun. Menurut Witherington (1952) yang dikemukakan Makmun (1995:50) bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak/siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah sekolah memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya.
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu :
a)     Masa kelas-kelas rendah dan,
b)     Masa kelas tinggi.

A.  CIRI-CIRI PADA MASA KELAS-KELAS RENDAH
(6 – 10 tahun pada kelas 1, 2 dan 3) :
1)         Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2)         Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3)         Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4) Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5)  Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak   penting.
6)    Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

B.  CIRI-CIRI PADA MASA KELAS TINGGI
     (10-13 tahun pada kelas 4,5, dan 6) :
1.      Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2.      Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4.      Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
5.      Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
6.      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
7.      Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Sekolah sebagai tempat terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa memiliki tugas dalam memabntu perkembangan anak sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah (Makmun, 1995:68), diantaranya adalah:
1)    Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari
2)    Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai.
3)    Mencapai kebebasan pribadi.
4)    Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi     sosial.
Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 12 tahun (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1992:101). Beberapa sifat sosial yang dimiliki anak besar adalah:
1)  Baik laki-laki maupun perempuan menyenangi permainan yang terorganisir dan permainan yang aktif.
2)  Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat.
3)  Membenci kegagalan atau kesalahan.
4)  Mudah bergembira, kondisi emosional tidak stabil.
Aktivitas yang diperlukan dalam proses tumbuh kembang anak besar di antaranya adalah (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1992:127-128):
1)   Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding dengan pengorganisasian yang sederhana. Misalnya: berlomba dalam beberapa macam gerakan seperti berlari, merayap, melompat, menggiring bola, adu lempar tangkap dan sebagainya. Melakukan pertandingan kecabangan olahraga yang peraturannya disederhanakan, misalnya pertandingan voli mini. Dengan pengarahan dan pengelolaan aktivitas yang baik dari guru, aktivitas ini akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan diri anak dan kebanggaan dirinya.
2)   Aktivitas beregu atau berkelompok. Anak diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan temannya dalam melakukan aktivitas untuk membina kebersamaan di antara mereka.

2.      AKTIVITAS FISIK PADA KELAS TINGGI (KELAS 4, 5 DAN 6)
Minat melakukan aktivitas fisik pada kelompok kelas tinggi  sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik itu sendiri. Pada umumnya anak  baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami peningkatan minat yang besar dalam melakukan aktivitas fisik. Misalnya aktivitas bermain yang dilakukan anak besar lebih didominasi oleh permainan yang bersifat aktif, seperti bermain kejar-kejaran, petak umpet, dan beberapa bentuk permainan tradisional yang melibatkan aktivitas fisik. Tentunya disesuaikan dengan minat dan kesepakatan anak-anak dalam memilih jenis permainan yang akan dilakukan
Minat terhadap aktivitas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Pada anak-anak yang melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991), antara lain:
1)  Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya.
2) Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.
3)  Perkembangan sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan luasnya pergaulan dengan semakin mendalamnya pergaulan dengan teman sebayanya.
4)  Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas, ada kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan jenisnya. Ini semakin memperjelas bentuk aktivitas yang dominan dilakukan oleh anak laki-laki dengan anak perempuan.
5) Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu dan semangat berkompetisi tinggi.
Hampir seluruh aktivitas anak didominasi oleh bermain. Aktivitas bermain yang dilakukannya dapat dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri atau berkelompok

3.         PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
1.    Pengertian
  Pendidikan Lingkungan Hidup adalah program pendidikan untuk membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab terhadap alam dan terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan.
2.    Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup :
Pendidikan Lingkungan Hidup adalah agar siswa memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku rasional dan bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan dan lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup bukan mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan mata pelajaran yang di integrasikan keberbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup dalam program sekolah melalui pendekatan terpadu.
Agar ini berhasil maka perlu memperhatikan factor-faktor sebagai berikut:
1.        Perpaduan harus dilakukan secara tepat agar pengetahuan mata pelajaran yang dijadikan perpaduan tidak mengalami perubahan susunan.
2.        Susunan pengetahuan yang jadi perpaduan berdasarkan kurikulum yang ada pada system persekolahan yang sedang berlaku.
3.        Mata pelajaran induk yang dipilih sebagai wadah perpaduan memiliki daya serap yang cukup. Adapun mata pelajaran yang utama sebagai wadah perpaduan adalah Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PENJAS dan Pendidikan Kewarga Negaraan.

4.         TEKNIK MENANAM TANAMAN
a)        Bahan yang diperlukan :
Persiapan yg kita perlukan untuk memulai menanam sayuran di pekarangan cukup sederhana sekali peralatannya  yaitu :
1.        Cangkul
2.        Sendok semen/sekop kecil
3.        Sprayer(tank semprot ada yg ukuran 2 liter)atau bisa pakai sprayer untuk menyetrika baju.
4.        Polybag
5.        Ember plastik,atau apa saja yg bisa menampung tanah
Untuk tanaman seledri menggunakan polybag ukuran 1 kg sedangkan tomat & cabe yg ukuran 4 kg.

b)        Langkah-langkah :
1.        Masukkan tanah dan kompos/pupuk kandang kedalam polybag 1/3 ukuran polybag tidak diisi penuh.
2.        Setelah tanaman agak besar ditambah kompos dan tanah. perbandingan kompos dan tanah 1:1 (kompos sekarang banyak di jual di toko pertanian / tempat penjual tanaman hias jika di kota besar)
3.        Setelah polybag terisi tanah dan kompos lalu di siram air, kemudian di tempatkan pada lahan kosong yang ada di sekolah

Setelah 3 hari biasanya tanaman mulai tumbuh , untuk menghindari tanaman muda mati terkena hujan, bisa digunakan botol air mineral yg berbentuk gelas untuk menutupi tanaman sampai berumur 1 bulan , dan jangan lupa tanaman jangan sampai kekeringan gunakan air cucian beras untuk menyiram tanaman  ( untuk seledri tanah harus selalu lembab usahakan siram setiap hari untuk daerah kering atau musim kemarau ).
untuk tanaman tomat & cabe jika ada kutu putih di tanaman bisa  semprotkan ekstrak daun sirsak/srikaya/bijinya , daun sirsak 15 lembar tumbuk halus campur dengan air 2 liter saring airnya semprot merata ke tanaman.


5.    KERANGKA PEMECAHAN DAN KEMAMPUAN/SIKAP SISWA MEMELIHARA LINGKUNGAN

Hasil pengamatan terhadap guru SDN 01 Kanigoro menunjukkan bahwa mereka kurang memperhatikan kebersihan sekolah karena terfokus pada mengajar setiap hari sehingga tidak ada yang memonitor sikap dan perilaku siswa terhadap kebersihan. Dalam pembelajaran guru lebih menekankan aspek pengetahuan dan ketrampilan daripada aspek sikap peduli terhadap lingkungan. Para guru kurang memperhatikan kebersihan sekolah karena mereka menganggap kebersihan sekolah adalah tanggung jawab penjaga sekolah.
Perilaku siswa di lingkungan sekolah kurang menjaga kebersihan lingkungan, hal ini tercermin dari sikap siswa yang:
1.              Siswa jajan di pinggir jalan, membeli makanan yang tidak tertutup/terbungkus
2.              Siswa membuang sampah di sembarang tempat
3.              Toilet siswa kotor dan berbau
4.              Saluran air di sekolah penuh sampah
5.              Merusak tanaman di pekarangan
Kerangka pemecahan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran teknik menanam tumuhan yang diletakkan pada lahan kosong di sekolah agar siswa sadar bahwa menanam tumbuhan tidaklah gampang sehingga mereka lebih bias menjaga dan memelihara tanaman dan kebersihan di lingkungan sekitar

B.       HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran dengan teknik penanaman tanaman pada lahan kosong sekolah dapat meningkatkan kepedulian siswa SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun terhadap lingkungan sekitar

BAB III
METODE PENELITIAN


A.      PENDEKATAN DAN RANCANGAN PENELITIAN
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan kualitatif-interaktif yakni penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarana di kelas atau memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang dilakukan secara bersiklus
   
B. SIKLUS DAN DESKRIPSI TINDAKAN   
 Model pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan kelas “Guru sebagai peneliti” dengan mengunakan acuan siklus model Kemiss dan Taggart (1990) dengan digambarkan sebagai berikut

Siklus 1
Ø  Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti melakukan:
-          Pembuatan desain pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
-          Penyiapan alat-alat yang digunakan untuk menanam tanaman
-           Menyiapkan instrument untuk pengumpulan data berupa pedoman pengamatan-rubrik pengamatan, pedoman observasi untuk siswa, pedoman wawancara dan pedoman dokumenntasi
-          Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran yang berkaitan  untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan.

Ø Pelaksanaan Tindakan dan observasi
Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti mmempraktikan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu:
1.      Menyediakan materi yang berkaitan dengan  cara menanam tumbuhan yang baik dan benar serta mengaitkan materi yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti bencana alam dan dampaknya
2.      Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil.
3.      Guru membagi alat-alat kepada setiap kelompok yang digunakan untuk melakukan kegiatan seperti pot, bibit tanaman, sekop dll
4.      Guru memberikan demonstrasi cara menanam tumbuhan dengan benar
5.      Guru membagi lembar kerja siswa berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan
Pada Tahap observasi ini peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa. Yaitu melakukan perekaman/dokumentasi saat pembelajaran berlangsung, membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran, mendokumentasikan lembar kerja siswa yang telah diteliti.

Ø   Refleksi
Berdasarkan hasil kegiatan diatas, kemudian peneliti melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai pada pembelajaran.Refleksi yang dimaksud adalah memikirkan ulang masalah  apa yang belum terpecahkan, mengulas kekurangan pelaksanaan kegiatan dan memikirkan tindakan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran untuk diimplementasikan pada siklus 2 Indikator keberhasilan pada siklus I perlu dituliskan untuk mengetahui keberhasilan pada siklus I dan bagaimana cara mengukurnya. indikator keberhasilan tersebut disajikan sebagai berikut:
indikator Keberhasilan Siklus I
Aspek
Pencapaian  siklus I
Cara mengukur
Keaktifan siswa merawat tanaman (penilaian psikomotor)
20%
Diamati saat pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan, oleh peneliti. Dihitung dari seberapa sering siswa merawat tanaman (keterlibatan siswa)
Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (mengerjakan LKS)
20%
Jumlah kelompok yang dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dibagi jumlah kelompok. Dibuat jurnal setiap pertemuan
Ketuntasan hasil belajar (penilaian kognitif)
45%
Hasil tes individu
Meningkatnya kesadaran siswa terhadap lingkungan sekitar (penilaian afektif)
65%
Dihitung dari meningkatnya kesadaran siswa akan menjaga lingkungan sekitar dlam lembar pengamatan peneliti misalnya tidak merusak tanaman lagi dll

Siklus 2
Ø  Pada siklus 2 mencangkup kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi dan perbaikan rencana.
Kegiatan pada setiap tahapan siklus 2 disesuaikan dengan refleksi/hasil dari siklus 1. Kekurangankekurangan pada siklus 1  dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus 2.
Indikator pencapaian keberhasilan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

Aspek
Pencapaian  siklus I
Pencapaian  siklus II
Keaktifan siswa merawat tanaman (penilaian psikomotor)
20%
50%
Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (mengerjakan LKS)
20%
35%
Ketuntasan hasil belajar (penilaian kognitif)
45%
60%
Meningkatnya kesadaran siswa terhadap lingkungan sekitar (penilaian afektif)
65%
85%

A.    LATAR DAN SUBYEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan SDN 01 Kanigoro, Kota Madiun dengan subyek siswa kelas IV yang terdiri dari 29 orang yaitu siswa 17 laki-laki dan siswa 12 perempuan.

B.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
o   Teknik Observasi
Digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses pembelajaran, mengamati kemampuan siswa menjaga lingkungan sekitar saat di sekolah, selain itu observasi digunakan untuk mengamati hasil setelah proses kegiatan dilakukan pengamatan dilakukan terhadap sikap dan perilaku siswa dalam menjaga tumbuhan dan menjaga kebersihan lingkungan kelas

o   Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mewawancara siswa tetang kesan-pesan dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut

o   Teknik Dokumentasi
Digunakan untuk mendokumentasikan data aktivitas guru dan siswa saat proses kegiatan berlangsung. Data terfokus pada kepedulian siswa saat merawat tanaman, menyirami, menyiangi dan memberi pupuk serta memetik hasil dari tanaman yang telah ditanamnya serta terfokus pada antusias siswa. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini mencangkup dokumentasi foto dan dokumentasi portofolio siswa.

o   Teknik lainnya adalah tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam teknik menanam tanaman dengan baik dan benar.

C.    INSTRUMEN PENELITIAN
Yang menjadi instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri  karena dalam proses pengumpulan datapeneliti melakukan adaptasi aktif terhadap keadaan subyek dan fokus penelitian. Namun untuk menjaga fokus masalah peneliti juga menggunakan instrumen yang berupa: RPP, lembar pengamatan, kuesioner terbuka, kuis atau tes prestasi belajar, dan catatan guru/jurnal.
RPP digunakan untuk pelaksanaan parktik pembelajaran (tindakan). Instrumen pengamatan untuk mengetahui perubahan perilaku meningkatnya kesdaran siswa terhadap lingkungan (penilaian afektif). Kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menanam tanaman, dan kuis atau tes prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar kognitif.

D.      ANALISIS DATA
Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif. Data hasil observasi/pengamatan, catatan guru, kuesioner terbuka dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas proses dan hasil belajar mengajar. Untuk mengetahui peningkatan kualitas proses hasil belajar dilakukan dengan cara membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes atau kuis sebelumnya serta dibandingkan pengamatan perilaku sebelum dilakukannya penelitian dan sesudah penelitian

E.     JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Kanigoro pada pekarangan/ lahan kosong di sekolah tersebut yang diikuti oleh seluruh siswa kelas IV dan dilakukan pada tanggal 10 September 2012 sampai 10 November 2012 . Dengan jam pelajaran 1 pertemuan setiap minggu 2 x 35 menit

Siklus pertama dilaksanakan mulai tanggal 10 September 2012 dengan tahapan:
No
Tahapan-tahapan
Pelaksanaan
1.
Perencanaan
10 September 2012
2.
Pelaksaan tindakan
12 September 2012
3.
Observasi
05 Oktober 2012
4.
Refleksi
09 Oktober 2012

Siklus kedua dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2012 dengan tahapan:
No
Tahapan-tahapan
Pelaksanaan
1.
Perencanaan
10 Oktober 2012
2.
Pelaksaan tindakan
12 Oktober 2012
3.
Observasi
08 November 2012
4.
Refleksi
10 November 2012


 

DAFTAR PUSTAKA


·         Depdikbud.1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta:Dirjen Dikti
·         Malawi Ibadullah, Edy Siswanto.2012.Penelitian Tindakan kelas:Madiun
·         Swan Black.2012. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar http://solaangsa.wordpress.com (online)
·         Anton Budi.2010.Cara menanam Sayuran di baglog. http://www.kompasiana.com (online)
 


 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar